Memahami Keloid, Parut Keras yang Tak Akan Hilang Sendiri

09 Apr 2025 Admin

SOROT BERITA | BEKASI - Bekas luka pada kulit umumnya akan memudar seiring waktu. Namun, kondisi berbeda terjadi pada keloid, jaringan parut abnormal yang justru semakin membesar melewati batas luka awal dan tidak akan menghilang tanpa penanganan medis yang tepat.

Keloid muncul sebagai pertumbuhan jaringan parut berlebihan akibat gangguan pada proses penyembuhan luka. Kondisi ini tidak hanya berdampak pada penampilan fisik, tetapi juga sering menimbulkan gejala seperti rasa gatal, nyeri, dan bahkan menurunkan kepercayaan diri penderitanya.

ADVERTISEMENT

Berbagai jenis trauma pada kulit dapat memicu munculnya keloid, mulai dari luka operasi, tindikan telinga, proses tato, luka bakar, hingga bekas jerawat yang meradang. Tidak semua orang memiliki risiko yang sama untuk mengalami keloid.

Faktor genetik berperan penting, sehingga seseorang dengan riwayat keluarga pengidap keloid memiliki kecenderungan lebih tinggi mengalami kondisi serupa, terutama pada mereka yang memiliki warna kulit lebih gelap.

Pertanyaan yang sering muncul di kalangan penderita keloid adalah apakah kondisi ini bisa menghilang dengan sendirinya. Jawabannya tegas: tidak. Berbeda dengan jaringan parut normal yang biasanya memudar seiring berjalannya waktu, keloid justru cenderung bertambah besar karena pertumbuhan jaringan parut yang tidak terkendali.

Meski dalam beberapa kasus keloid dapat menjadi lebih lunak atau tampak sedikit mengecil setelah bertahun-tahun, namun tanpa intervensi medis yang tepat, kondisi ini tidak akan benar-benar hilang.

Fenomena ini terjadi karena keloid disebabkan oleh produksi kolagen berlebih selama proses penyembuhan luka. Pada jaringan parut normal, produksi kolagen akan berhenti setelah luka sembuh. Namun pada keloid, proses ini terus berlanjut karena adanya gangguan mekanisme penyembuhan dalam tubuh.

Beberapa faktor yang mempengaruhi pertumbuhan keloid telah diidentifikasi oleh para ahli. Selain faktor genetik, lokasi luka juga berperan penting. Area tubuh seperti dada, bahu, punggung, daun telinga, dan rahang bawah lebih rentan terhadap pembentukan keloid dibandingkan area lainnya.

Usia juga menjadi faktor penentu, dengan kelompok usia 10-30 tahun memiliki risiko lebih tinggi untuk mengalami keloid. Jenis luka tertentu seperti luka operasi, tindik, tato, dan bekas jerawat parah juga meningkatkan kemungkinan terbentuknya keloid.

Meskipun keloid tidak bisa hilang dengan sendirinya, terdapat berbagai pilihan terapi yang dapat membantu mengecilkan atau bahkan menghilangkannya. Injeksi kortikosteroid seperti triamcinolone acetonide merupakan salah satu metode yang umum digunakan untuk mengurangi peradangan dan mengecilkan keloid secara bertahap. Terapi ini biasanya dilakukan setiap 4-6 minggu hingga keloid mengalami pengecilan yang signifikan.

Terapi laser, khususnya jenis pulsed-dye laser (PDL), juga menjadi alternatif pengobatan yang dapat membantu mengurangi kemerahan dan ukuran keloid. Namun, metode ini seringkali membutuhkan beberapa sesi perawatan untuk mendapatkan hasil optimal.

Bagi keloid yang cukup besar dan mengganggu, operasi pengangkatan (eksisi) dapat menjadi pilihan. Perlu diingat bahwa risiko kambuhnya keloid setelah operasi cukup tinggi jika tidak disertai dengan terapi tambahan seperti injeksi kortikosteroid atau radioterapi pasca operasi.

Radioterapi dosis rendah setelah pengangkatan keloid terbukti efektif dalam mengurangi kemungkinan keloid tumbuh kembali. Metode ini bekerja dengan menghambat pembentukan kolagen berlebih yang menjadi penyebab utama terbentuknya keloid.

Untuk penanganan yang lebih non-invasif, penggunaan gel silikon atau silicone sheet secara rutin dapat membantu menekan pertumbuhan keloid, terutama pada keloid yang masih baru. Terapi beku atau cryotherapy yang menggunakan nitrogen cair untuk membekukan dan mengecilkan keloid juga menjadi pilihan, terutama untuk keloid dengan ukuran kecil.

Mengingat keloid tidak akan hilang sendiri dan bahkan berpotensi membesar seiring waktu, penanganan medis sedini mungkin sangat dianjurkan. Konsultasi dengan dokter spesialis bedah atau dermatologi menjadi langkah penting untuk mendapatkan penanganan yang tepat sesuai dengan kondisi keloid yang dialami.

Dengan pemahaman yang benar dan penanganan yang tepat, keloid yang terlanjur terbentuk dapat dikurangi ukurannya, meminimalkan ketidaknyamanan, dan mengembalikan kepercayaan diri penderitanya. (***)

Tags: