SOROT BERITA | JAKARTA - Kolaborasi internasional untuk membangun kembali fasilitas kesehatan di Gaza, mulai menemukan titik terang.
Sebanyak 30 lembaga amal dari empat negara yaitu Indonesia, Malaysia, Turki, dan Yaman, sepakat menggalang dana untuk membangun kembali Rumah Sakit Abu Yusuf Annajar, di Rafah yang hancur akibat serangan Israel.
"Kondisi kesehatan di Gaza sangat memprihatinkan. Lebih dari 90% rumah sakit lumpuh total, bahkan ambulans pun menjadi target serangan," ungkap Dr. Zaid Al Qirem, dari Medics World Wide saat menghadiri Kolaborasi Indonesia Palestina Internasional Forum 2025 di Jakarta, Kamis (30/1/2025).
Momentum gencatan senjata saat itu, Dr. Zaid menganggap, bahwa tepat untuk memulai pembangunan, walaupun belum diketahui akan permanen atau tidak.
"Meski belum tahu apakah gencatan senjata akan permanen, kita harus segera bertindak. Terlalu banyak nyawa terancam karena minimnya layanan medis," papar Dr. Zaid.
Rumah sakit yang menjadi target pembangunan kembali tersebut, melayani sekitar 250 ribu penduduk Rafah. Direktur Qudwah Indonesia, Lukman Hakim, memperkirakan biaya pembangunan mencapai Rp 20 miliar.
"Insya Allah dengan kolaborasi berbagai lembaga nasional dan internasional, dalam waktu enam bulan hingga setahun rumah sakit ini bisa beroperasi kembali," ujar Lukman.
Sementara itu, Prof. Sudarmoto, Ketua MUI Pusat Bidang Hubungan Luar Negeri, mendorong keterlibatan pemerintah dalam proyek tersebut.
"Jangan sampai hanya lembaga amil zakat yang membantu, sementara pemerintah hanya memberikan apresiasi," tegasnya.
Forum itu dihadiri berbagai lembaga kemanusiaan termasuk MUI, Qudwah Indonesia, Medics World Wide, YIAD, Hand of Charity of Berhad, dan ATAA.
Rencana pembangunan rumah sakit tersebut juga akan dibawa ke forum Konferensi Asia-Afrika, untuk mendapatkan dukungan lebih luas. (Pandu)